Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

acuan herbal ke 1

| November 15, 2023 WIB
Premium By Raushan Design With Shroff Templates





PEMBUATAN SEDIAAN HERBAL

 

A. Informasi Umum Sediaan Herbal

 


Dalam buku ini yang dimaksud dengan Sediaan Herbal adalah sediaan obat tradisional yang dibuat dengan cara sederhana seperti infus, dekok dan.sebagainya yang berasal dari simplisia.Simplisia adalah bahan alamiah berupa tanaman utuh, bagian tanaman atau eksudat tanaman yang digunakan sebagai obat dan belum mengalami pengolahan atau mengalami pengolahan secara sederhana serta belum merupakan zat mumi kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Eksudat tanaman adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau zat-zat nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum berupa zat kimia mumi.

Setiap judul monografi menggunakan nama Latin dari simplisia yang terdiri atas nama marga (genus)

atau nama jenis (species) atau petunjuk jenis (specific epithet) tanaman asal, diikuti dengan bagian tanaman yang dipergunakan. Ketentuan ini tidak berlaku untuk sediaan herbal yang diperoleh dari

beberapa macam tanaman yang berbeda-beda marganya maupun eksudat tanaman.

Pada monografi setiap simplisia dicantumkan informasi tentang deskripsi, efek farmakologi, indikasi, kontrindikasi,  efek  yang tidak  diinginkan,  peringatan dan perhatian,  interaksi,  posologi.  Pada

deskripsi diuraikan nama Latin tanaman dan bagian yang digunakan, pemerian serta makroskopis dari bagian tanaman yang digunakan. Cara keija obat atau efek farmakologi didukung oleh data penelitian praklinik maupun data klinik.

 

 

B. Cara Pembuatan Sediaan Herbal

1. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan

Dalam membuat sediaan herbal terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan karena sangat berpengaruh terhadap khasiat dan keamanan

 

Acuan Sediaan Herbal Volume Kedua

penggunaan sediaan herbal tersebut untuk pengobatan. Adapun faktor-faktor yang dimaksud adalah:

 

1)  Identifikasi

Sebelum menggunakan sediaan herbal sebagai obat harus dipastikan bahwa tidak menggunakan bahan tanaman yang salah. Menggunakan sediaan herbal yang salah dapat menimbulkan efek yang

tidak diinginkan atau keracunan.

 

2)  Peralatan

Peralatan panci/wadah yang digunakan sebaiknya dari bahan gelas/ kaca, email atau stainless Steel. Gunakan pisau atau spatula/pengaduk yang terbuat dari bahan kayu atau baja, saringan dari bahan

plastik atau nilon. Jangan menggunakan peralatan dari bahan aluminium karena dapat bereaksi

dengan kandungan kimia tertentu dari tanaman yang mungkin toksis.

 

3)  Penimbangan dan pengukuran

Pada umumnya timbangan dapur dapat digunakan walaupun dengan gelas ukur lebih akurat Ukuran gram atau liter lebih mudah dan umum digunakan dari  padukuran besaran lainnya.  Apabila

mendapat  kesukaran  dalam  menimbangjumlah  yang sedikit/kecil  seperti  10  gram,  maka  dapat dilakukan dengan penimbangan 20 gram, kemudian hasil penimbangan dibagi dua

 

4)  Derajat kehalusan bahan tumbuhan obat

Dalam penyarian bahan berkhasiat yang terdapat dalam bahan tumbuhan obat, derajat kehalusan merupakan   hal   yan penting Derajat   kehalusan   bukan   merupakan   fakto tunggal   yang

mempengaruhi  proses  pelepasan  bahan  berkhasiat,  tetapi  jumlah  dan  sifat  alami  dari  bahan pendamping/ metabolit primer lain yang terdapat dalam bahan obat juga memegang peranan penting


5)  Penyimpanan

Sediaan herbal yang berbeda dapat bertahan untuk jangka waktu yang berbeda sebelum mulai berkurang/kehilangan kandungan bahan beikhasiatnya. Simpanlah infus dan dekok di dalam lemari pendingin atau pada tempat yang teduh. Infus harus dibuat segar setiap hari (24 jam) dan dekok harus digunakan dalam waktu 48 jam. Tingtur dan sediaan cair lainnya seperti sirup dan minyak atsiri periu disimpan dalam botol berwarna gelap pada tempat yang teduh terlindung dari cahaya matahari dan dapat bertahan selama beberapa bulan atau tahun.

 

2. Macam sediaan herbal Infusa (infus)

Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu

90°C selama 15 menit. Pembuatan infus merupakan cara yang paling sederhana untuk membuat sediaan herbal dari bahan yang lunak seperti daun dan bunga. Dapat diminum panas atau dingin.

Khasiat sediaan herbal umumnya karena kandungan minyak atsiri yang akan hilang apabila tidak

menggunakan penutup pada pembuatan infus.

 

Pembuatan:

Campur simplisia dengan derajat halus yang sesuai dalam panci dengan air secukupnya, panaskan di atas tangas air selama 15 menit terhitung mulai suhu mencapai 90°C sambil sekali-kali diaduk. Serkai

selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infus yang dikehendaki. Infus simplisia yang mengandung minyak atsiri, diserkai setelah

dingin. Infus simplisia yang mengandung lendir tidak boleh diperas. Infus simplisia yang mengandung glikosida  antrakinon,  ditambah  larutan  natriumkarbonat  P10  %  dari  bobot  simplisia.  Kecuali

dinyatakan lain dan kecuali untuk simplisia yang tertera di bawah, infus yang mengandung bukan bahan berkhasiat keras, dibuat dengan menggunakan 10% simplisia. Untuk pembuatan 100 bagian inti» berikut digunakan sejumlah yang tettera.

 

Kulit Kina                     6 bagian DsjinDigtefis                0,5 bagian Akarlpeka                    0.5 bagian Daun Kumis Kucing       0,5 bagian Sekale Komutum          3 bagian Daun Saja                    4 bagian Temulawak                  4 bagian

 

Dekokta (Dekok)

Dekok adalah sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi sediaan herbal dengan air pada suhu

90°C selama 30 menit Pembuatan:

 

Campur simplisia dengan derajat halus yang sesuai dalam panci dengan air secukupnya, panaskan di atas tangas air selama 30 menit terhitung mulai suhu mencapai 90°C sambil sekali-kali diaduk. Serkai selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume dekok yang dikehendaki, kecuali dekok dari simplisia Condurango Cortex yang harus dilaksanakan setelah didinginkan terlebih dahulu jika tidak ditentukan perbandingan yang lain dan tidak mengandung bahan berkhasiat keras, maka untuk 100 bagian dekok harus dipergunakan 10 bagian dari bahan dasar atau simplisia. Untuk bahan berikut, digunakan sejumlah yang tertera.

Bunga Amica                4 bagian

Daun Digitalis               0,5 bagian Kulit Akarlpeka             0,5 bagian Kulit Kina                     6 bagian Daun Kumis Kucing       0,5 bagian AkarSenega                 4 bagian

 

Tea (Teh)

Pembuatan sediaan teh untuk tujuan pengobatan banyak dilakukan berdasarkan pengalaman seperti pada pembuatan infus yang dilakukan pada teh hitam sebagai minuman.


Pembuatan:

Air mendidih dituangkan ke simplisia diamkan selama 5-10 menit dan saring.

 

Pada pembuatan sediaan teh, beberapa hal periu diperhatikan: Jumlah simplisia dan air

Jumlah dinyatakan dalam takaran gram dan air dalam takaran ml.

 

Derajat kehalusan simplisia: Untuk beberapa simplisia:

Daun, bunga dan herba: rajangan kasar dengan ukuran lebih kurang 4 mm. Kayu, kulit dan akar, rajangan agak kasar dengan ukuran lebih kurang 2,5 mm Buah dan biji digerus atau diserbuk kasar dengan ukuran lebih kurang 2 mm

Simplisia yang mengandung alkaloid dan saponin: serbuk agak halus dengan ukuran lebih kurang 0,5 mm.

Gargarisma dan kolutorium (Obat kumur dan obat cuci mulut) Obat kumur dan obat cuci mulut umumnya   mengandun bahan   tanaman   yan berkhasiat   sebaga astringen   yan dapat

mengencangkan atau melapisi selaput lendir mulut dan tenggorokan dan tidak dimaksudkan agar obat menjadi pelindung selaput lendir. Obat kumur dan obat cuci mulut dibuat dari sediaan infus, dekok atau tingtur yang diencerkan.

 

Penyimpanan :

Dalam wadah bempa botol berwarna susu atau wadah lain yang sesuai. Pada etiket harus juga tertera:

1. Petunjuk pengenceran sebelum digunakan

2. Hanya untuk kumur, tidak boleh ditelan.

 

Sirupi (Sirup)

Sirup adalah sediaan berupa larutan dari atau yang mengandung sakarosa. Kecuali dinyatakan lain, kadar sakrosa tidak kurang dari 64,0% dan tidak lebih dari 66,0 %.

 

Pembuatan:

Kecuali dinyatakan lain, sirup dibuat sebagai berikut: Buat cairan untuk sirup, panaskan, tambahkan gula, jika perlu didihkan hingga larut. Tambahkan air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot

yang dikehendaki, buang busa yang teijadi, serkai. Pada pembuatan sirup dari simplisia yang mengandung glikosida antrakinon, ditambahkan natrium karbonat sejumlah 10% bobot simplisia. Kecuali dinyatakan lain, pada pembuatan sirup simplisia untuk persediaan ditambahkan metil paraben

0,25% b/v atau pengawet lain yang sesuai.

 

Tinctura (Tingtur)

Tingtur adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau perkolasi simplisia dalam pelarut yang tertera pada masing-masing monografi. Kecuali dinyatakan lain, tingtur dibuat menggunakan

20% zat khasiat dan 10% untuk zat khasiat keras.

 

Pembuatan: Maserasi:

Kecuali dinyatakan lain, lakukan sebagai berikut:

Masukkan 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat halus yang cocok ke dalam sebuah bejana, tuangi dengan 75 bagian cairan penyari, tutup, biarkan selama 5 hari terlindung dari

cahaya sambil sering diaduk, serkai, per as, cuci ampas dengan cairan penyari secukupnya hingga

diperoleh 100 bagian. Pindahkan ke dalam bejana tertutup, biarkan di tempat sejuk, terlindung dari cahaya, selama 2 hari. Enap tuangkan atau saring.

 

 

Perkolasi:

Kecuali dinyatakan lain, lakukan sebagai berikut:

Basahi 10 bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat halus yang cocok dengan 2,5 bagian sampai 5 bagian cairan penyari, masukkan ke dalam bejana tertutup sekurang-kurangnya


selama 3 jam. Pindahkan massa sedikit demi sedikit ke dalam perkolator sambil tiap kali ditekan hati- hati, tuangi dengan cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan di atas simplisia masih terdapat selapis cairan penyari, tutup perkolator, biarkan selama 24 jamBiarkan cairan menetes dengan kecepatan lml per menit, tambahkan berulang-ulang cairan penyari secukupnya sehingga selalu terdapat selapis cairan penyari di atas simplisia, hingga diperoleh 80 bagian perkolat. Peras massa, campurkan cairan perasan ke dalam perkolat, tambahkan cairan penyari secukupnya hingga diperoleh 100 bagian. Pindahkan ke dalam sebuah bejana, tutup, biarkan selama 2 hari di tempat sejuk, terlindung dari cahaya Enap tuangkan atau saring. Jika dalam monografi tertera penetapan kadar, setelah diperoleh 80 bagian perkolat, tetapkan kadarnya Atur kadar hingga memenuhi syarat, jika perlu encerkan dengan penyari secukupnya

 

Extracta (Ekstrak)

Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan penyari simplisia menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk.

 

Cairan penyari.

Sebagai cairan penyari digunakan air, eter, etanol atau campuran etanol dan air.

 

Pembuatan: Penyarian:

Penyarian  simplisia  dengan  cara  maserasi,  perkolasi  atau  penyeduhan  dengan  air  mendidih. Penyarian dengan campuran etanol dan air dilakukan dengan-cara maserasi atau perkolasi. Penyarian

dengan eter dilakukan dengan cara perkolasi.

 

Maserasi:

Lakukan maserasi menurut cara yang tertera pada Tinctura. Suling atau uapkan maserat pada tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50°C hingga konsistensi yang dikehendaki.

 

Perkolasi:

Lakukan perkolasi menurut cara yang tertera pada Tinctura. Setelah perkolator ditutup dan dibiarkan selama 24 jam, biarkan cairan menetes, tuangi massa dengan cairan penyari hingga jika 500 mg perkolat yang keluar terakhir diuapkan, tidak meninggalkan sisa. Perkolat disuling atau diuapkan dengan tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50°C hingga konsistensi yang dikehendaki. Pada pembuatan ekstrak cair, 0,8 bagian perkolat pertama dipisahkan, perkolat selanjutnya diuapkan hingga 0,2 bag ian, campur dengan perkolat pertama. Pembuatan ekstrak cair dengan penyari etanol, dapat juga dilakukan dengan cara reperkolasi tanpa menggunakan panas.

 

Ekstrak yang diperoleh dengan penyari air.:

Hangatkan segera pada suhu lebih kurang 90°C, enapkan, serkai. Uapkan serkaian pada tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50°C hingga bobot sama dengan bobot simplisia yang digunakan.

Enapkan di tempat sejuk selama 24 jam, serkai, uapkan pada tekanan rendah pada suhu tidak lebih

dari 50°C hingga konsistensi yang dikehendaki.

 

Ekstrak (air dengan penyari etanol):

Hasil akhir harus dibiarkan di tempat sejuk selama 1 bulan, kemudian disaring sambil mencegah penguapan.

 

Pustaka

1         Dr. C J'. Van Duin. Ilmu Resep, PT Soeroengan, Edisi 2, 1954, Jakarta, 73-79.

2         Anon vmous. Parmacopee Belanda, Edisi V, 188-189.

3         Andrew Chevallier Mnimh, The Encyclopedia of Medicinal Plants, Dorling Kindersley, 290-291.

4         Departemen Kesehatan RI, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Jakarta.

5         Departemen Kesehatan RI, 1995, Farmakope Indonesia. Edisi IV, Jakarta.
×
Daftar Isi Update