Deskripsi
Bagian yang digunakan: Cortex Cinnamomi terdiri atas
kulit batang atau ranting Cinnamomum
burmanii Blume
(Lauraceae) yang telah dikeringkan. Ciri Umum:
Berupa pohon yang dapat mencapai tinggi 15 m, Kulit batang berbau khas dan disebut juga Cassia
Sumatra.
Habitat
Indigenus dan dibudidayakan di Indonesia terutama di bagian barat pulau Sumatra, Jawa hingga pulau Bali.
Sinonim
Cinnamomum kiamis Nees.
Nama daerah
Holim, halim manis, mudang siak-siak, padang kulik manih,hurumentek, ki amis, manis jangan, kanyengar, kesingar, kecingar, pludingan.
Kandungan Kimia
Mengandung tidak kurang 12% v/w minyak
menguap dari spesies C. venim {J-3) dan 1 -2% v/w dari spesies C. cassia (16). Kandungan utama minyak menguap terutama sinamaldehid60-80% w/w
(3,16). Penentuan
kadar sinamaldehid dilakukan dengan
kromatografi lapis tipis (1-4,6) atau
dengan metoda kromatografi cair
kinerja tinggi (HPLC).
C. verum juga mengandung o-methoksisinnamaldehid.
C verum berbeda dari C. cassia terhadap kandungan eugenol dan couniarin minyak menguap C
verum mengandung 10% eugenol. sedangkan pada C. cassia hanya merupakan komponen minor. Coumarin ditemukan pada C. cassia (0.45%); tetapi tidak ada
pada
C verum.
Efek Farmakologi
Aktivitas antibakteri dan antitungal dari minyak atsiri telah dibuktikan secara m vifro. Minyak atsiri dari C verum aktif secara in
vitro terhadap baeteria Bdcillus subtilis. Escherickia coli. Staphylococcus aureus. Salmonclla typhimurium. dan Pseiidomonas aeniginosa. Serta aktif terhadap jamur Aspergillus
spp.. Claiiosporiiim werneckii, Geotrichum candidum, Klocckera apivulata. Candida lipolytica dan
C.
alhicans. Aktifitas antibakteri dan antijamur disebabkan adanya o-methoxyeinnamaldehyde.
Minyak atsiri C. verum juga memiliki efak karminatif dan menekan kontraksi otot polos trache dan
ileum marmut, dan ileum, otot colon dan usus
anjing. Efek antispsmodik diberikan oleh sinamaldehid. Penurunan motilitas usus pada tikus dan anjing serta dapat menekan efek tukak lambung yang diinduksi oleh serotonin juga telah diperlihatkan. Ekstrak etanol dapat menghambat etek histamin pada
kontraksi ileum
mannot namun ektrak air
tidak aktif.
Indikasi
Informasi klinis belum ada
Kegunaan dan uraian dalam pharmacopoeias:
C. verum juga mengandung o-methoksisinnamaldehid. C. verum
berbeda dari C. cassia terhadap kandungan eugenol dan coumarin. Minyak menguap C. verum mengandung 10% eugenol, sedangkan
pada C. cassia hanya merupakan komponen minor. Coumarin ditemukan pada C. cassia (0.45%),
tetapi tidak ada pada C. verum. Digunakan pada keadaan spame ringan dari saluran pencernaan, kembung, flatulen dan kehilangan nafsu makan. Digunakan juga pada keadaan sakit perut disertai
diare, mengatasi rasa
sakit pada amenorhoea
dan
dismenorhea.
Kegunaan secara
tradisional:
Secara tradisional digunakan untuk mengatasi impoten, irigidity. dispnoea, inflamasi pada mata, leucorrhoea, vaginitis. rematik, memar dan sakit
gigi.
Kontra indikasi
Pemakaian tidak dianjurkan apabila ada demam yang tidak diketahui sebabnya, hamil, tukak usus kecil atau lambung, dan pada
pasien alergi dengan cinnamon atau balsam pem.
Peringatan
Belum diketahui
Efek yang tidak dinginkan
Efek Karsinogen, mutagen dan
fertilitas:
Data-data evaluasi efek karsinogen kortek Cinnamomi belum lengkap. Laporan tentang efek mutagen dari obat ini masih bertentangan. Efek mutagen dan non-metagen dari ekstrak
tumbuhan dan
sinamaldehid telah dilaporkan keduanya melalui percobaan Ames terhadap Salmonella typhimurium
dan
bioassays dengan Bacillus subtilis. Namun hasil uji mutagenisitas in vitro ini masih sulit dievaluasi karena pada dosis yang digunakan, kemungkinan disebabkan pengaruh
efek
antimikrobanya. Cortex Cinnamomi dan cinnamaldehid memberikan hasil positif pada test abberasi kromosom dengan kultur sel Hamster, dan uji menggunakan Drosophila. Ekstrak air dari obat memberikan hasil negative pada uji dengan Drosophila.
Data yang lengkap tentang manfaat dan
efek
negatif belum cukup Walaupun
demikian, kortek Cinnamomum tidak dianjurkan pada ibu hamil. Efek teratogen sinamaldehid pada anak ayam telah dilaporkan, tetapi data efek teratogenisitas pada anak ayam ini memiliki manfaat yang terbatas untuk
eveluasi teratogen
manusia. Ekstrak metanol yang
diberikan melalui
intubasi labung
tidak
memperlihatkan efek
teratogen pada
tikus.
Efek pada
ibu menyusui:
Data yang lengkap terhadap manfaat dan resiko pada ibu menyusui belum ada. Pemberian kortek
Cinnamomum selama
menyusui tidak dianjurkan.
Efek pada
Lansia:
Keamanan dan efikasi obat bagi lansia belum diketahui.
Interaksi
Ekstrak Cinnamomum (2 g
dalam 100 ml) menurunkan secara
bermakna efek
tetrasiklin HC1. Dengan
adanya ekstrak, jumlah tetrasiklin dalam larutan terlarut hanya 20% setelah 30 menit, sebaliknya
jumlah tetrasiklin
mencapai
97%
bila hanya menggunakan
air. Ekstrak
juga dilaporkan tidak kompatibel dengan Halloysitum rubrum.
Toksisitas
Belum diketahui
Penyiapan dan dosis
Dosis:
simplisia ekstrak—dosis sehari 2-4g;
minyak menguap—rata-rata dosis sehari. 0.05-0.2 g.
Daftar pustaka
1. European pharmacopoeia. 3rd ed. Sirasbourg, Council of Europe, 1997.
2. Pharmacopeefitmcaise. Paris. Adrapharm, 1996.
3. British pharmacopoeia. London. Her Majesty's Stationery Office, 1988.
4. African pharmacopoeia, 1 st ed. Lagos, Organization of Afirican Unity, Scientific. Technical &
Research Commission, 1985.
5. Deutsches Arzneibuch 1996. Stuttgart, Deutscher Apotheker Verlag, 1996.
6. Pharmacopoeia of the People ’s Repubiic of China (English ed.). Guangzhou, Guangdong Science
and
Technology Press, 1992.
7.
German Commission E Monograph,
Cinnamomi
cassiae cortex. Bundesanzeiger,
1990,22:1
February.
8. The
pharmacopoeia ofJapan XIII. Tokyo, The Society of Japanese
Pharmacopoeia, 1996.
9. Bisset NG. Max Wichtl ’s herbal drugs & phytopharmaceuticals. Boca Raton, FL, CRC Press,
1994:148-150.
10. Bruneton J. Pharmacognosy, phytochemistry, medieinal plants. Paris, Lavoisier, 1995:451-53.
11. Klostermans AJGH. Miscellaneous botanical notes. Herbarium Bogoriense, 1965:141-146.
12.
Medieinal plants
in China. Manila, World
Health Organization, 1989:78-79 (WHORegional
Publications, Western Pacific Series, No. 2).
13. Keys JD. Chinese herbs, their botany, chemistry and pharmaeodynamies. Rutland, VT, CE Tuttle,
1976:111.
14. Mukerji B. In: The Indian Pharmaeeutical Codex, Vol. /. Indigenous drugs. New Delhi, Council of
Scientific &
Industrial Research, 1953:70-72.
15. Chang HM, But PPH, eds. Pharmaeology and applieations of Chinese materia medica, Vol. 2. Singapore, World Scientific Publishing, 1987:949-951.
16. Famsworth NR ed. NAPRALERTdatabase. Chicago, University of Illinois at Chicago, 1L, August
8,1995 produetion (an on-line database available directly through the University of Illinois at Chicago or
through the Scientific and Technical NetWork (STN) of Chemical Abstracts Services).
17. 16. British herbal pharmacopoeia, Part 2. London, British Herbal MedicineAssociation, 1979:55-57.
18. 18. Qualily contml methodsformedieinalplant materiak. Geneva, World Health Organization, 1998.
19. Deutsches Arzneibuch 1996. Vol. 2. Methoden der Biologie. Stuttgart, Deutscher ApothekerVerlag,
1996.
20. Guidelines for predieting dietary intake ofpesticide residues, 2nd rev. ed. Geneva. World Health
Organization, 1997 (unpublished document WHO/FSF/FOS/97.7: available from Food Safety. W110,
1211
Geneva 27, Switzerland).
21. Archer AW. Determination of cinnanialdehvde, coumarin and cmnamyl alcohol in cinnamon and
Cassia by high-perfomiance liquid
chromatography. Journal of chmmatographw 1988
22. Sagara K et al. Determination of Cinnamomi Cortex by high-performance liquid chromatography.
Journal of chromatography, 1987,409:365-370.
23. Raharivelomanana PJ et al. Study of the antimicrobial action of various essential oil extracts from
Madagascan
plants. 11. The Lauraceae. Archives
ofthe Institute of
Pasteur
Madagascar, 1989,
56:261— 271.
24. Janssen AM et al. Screening for antimicrobial activity of some essential oils by the agar overlay technique. Pharmaceutisch Weekblad (Sci. ed.), 1986,8:289-292.
25. George N1, Pandalai KLM. Investigations on plant
antibiotics. Part IV. Further search for antibiotic
substances in Indian medieinal plants. Indian Journal of medical research, 1949, 37:169-181.
26. Sivaswamy SN et al. Mutagenic activity of south Indian food items. Indian joumal ofexperimental biology, 1991,29:73
27. Morozumi S. A new antifungal agent in cinnamon. Sbinkin to
shinkinsho. 1978. 19:172—180.
28. Conner DE. Beuchat LR. Effects of essential oils from plants on growth of food spoilage yeasts. Journal of food Science, 1984. 49:429-434.
29. HarriesN, James K.C. Pugh WK. Antifoaming and canninative aetions of volatile oils. Journal ofclinical pharmacology, 1978,2:171—177.
30. Reiter M, Brandt W. Relaxant effects on tracheal and ileal smooth muscles of the guinea pig. Arzneimittel-Forschung, 1985,35:408-414.
31. Plant OH, Miller GH. Effects of carminative volatile oils on the museular activity of the stomach
and colon. Journal of pharmacology and experimental therapeuties, 1926, 27:149.
32. Harada M, Yano S. Pharmacological studies on Chinese cinnamon. II. Effects of cinnamaldehyde on the cardiovascular and digestive systems. Chemical andpharmaceutical bulletin, 1975, 23:941—
947.
33. Plant OH. Effects of carminative volatile oils on the museular movements of the intestine. Journal of pharmacology and experimental therapeuties, 1921, 22:311-324.
34. Akira T, Tanaka S, Tabata M. Pharmacological studies on the antiulcerogenic activity of Chinese
cinnamon. Planta
medica, 1986, 52:440-443.
35. Keller K. Cinnamomum Species. In:
DeSmet PAGM, Keller K, Hansel R, Chandler RF, eds., Adverse reactions of herbal drugs. Berlin, Springer-Verlag, 1992:105-114.
36. Itokawa H et al. Studies on the constituents of
crude drugs having inhibitory activityagainst contraction of
the
ileum caused by histamine or barium
chloride. Screening test for the activity of
commercially
available
crude drugs
and the
related plant
materials.
Shoyakugaku zasshi,
1983,37:223-228.37. Miyazaki S, Inoue H, Nadai T. Effect of antacids on the dissolution behavior
oftetracycline and methacycline. Chemical and pharmaceutical bullelin, 1977, 27:2523-2527.
37.
Mahmoud I,AlkofahiA,AbdelazizA. Mutagenicand toxic activities of
severalspices
and some
Jourdanian medieinal plants. International Journal ofpharmacognosv, 1992, 30:81-85.
38. KasamakiAetal. Genotoxicityofflavouringagents.\futation
research, 1982,105:387-392.
39. IshidateM. Primarymutagenicity screening of
food
additivescurrently
used
in Japan.
Food chemistiy and to.ricology, 1984,22:623-636.
40.
Venkatasetty R.
Genetic
variation
induced
by radiation and
chemical
agents
in Drosophila
melanogaster. Dissertation abstraets intemational B, 1972,32:5047-5048.
41. Woodruff RC, Manson JM, Valencia R, Zimmering
S.
Chemical mutagenesis testing in Drosophila. Results of
53 coded compounds tested for the National Toxicology Program. Environmental mutagenesis, 1985, 7:677-702.
42. Abraham SK, Kesavan PC. Apreliminary analysis ofthe genotoxicity of a few species in Drosophila. Mutation research, 1985,143:219— 224.
43. Abramovici A, Rachmuth-Roizman P. Molecular structure-teratogenicity relationships of some fragrance additives. Toxicology, 1983,29:143-156.
44. Lee EB. Teratogenicity of the extracts of cmde drugs. KoreanJournal ofpharmacognosy, 1982,
13:116-121.
45. Nixon R. Vignette in contact dermatology. Cinnamon allergy in bakers. Australian joumal of dermatology, 1995, 36:41.
46. Hausen BJM. Allergiepflanzen-Pflanzenallergene. Landsberg, Ecomed, 1988:95-96.
47. Calnan CD. Cinnamon dermatitis from an ointment. Contact dermatitis, 1976,2:167-170.
48. Drake TE, Maibach Hl. Allcrgic contact dermatitis and stomatitis caused by cinnamic aldchyde-
flavored toothpaste. Archives of dermatology, 1976, 112:202-203.